Jumat, 16 April 2010

Khadijah Binti Khuwailid r.a, Terpuji karena Hartanya

Khadijah Binti Khuwailid lahir pada kira-kira 15 tahun sebelum tahun gajah. Ia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Ia berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan nasabnya sangat terjaga. Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki mata pencarian sebagai pedagang besar.

Khadijah tumbuh menjadi bunga Quraisy yang cantik dan cerdas. Kebaikan budi pekertinya pun terkenal ke seluruh pelosok negeri. Ia adalah wanita yang kaya raya, memiliki akhlak mulia, terpuji, berkemauan tinggi, serta mempunyai akal yang suci, sehingga pada zaman jahiliyah, Khadijah diberi gelar “Ath-Thahirah”, yakni bersih dan suci.

Banyak pemuda yang ingin menyunting untuk menjadikannya pendamping hidup. Pertama ia menikah dengan Zurarah At-Tamimi dan yang kedua menikah dengan Atid bin Abid Al-Makhzumi. Keduanya wafat dengan meninggalkan seorang putera.

Pada usianya yang ke empat puluh, beliau menikah dengan Muhammad bin Abdullah, yang pada waktu itu baru berusia 25 tahun dan belum diangkat menjadi Rasul.

Pernikahannya dengan Rasulullah SAW dikaruniai beberapa putera, yaitu Qosim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Namun putera beliau yang laki-laki meninggal dunia sebelum dewasa.

Diawal permulaan Islam, peranan Khadijah tidaklah sedikit. Dengan setia ia menemani suaminya dalam menyampaikan Risalah yang diemban dari Allah Azza Wa Jalla. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepada Allah ketika Rasulullah SAW mengajaknya memeluk Islam. Dia yang membantu Rasulullah SAW dalam mengibarkan bendera Islam. Dengan penuh semangat, Khadijah turut berjihad dan berjuang, mengorbankan harta, jiwa, dan berani menentang kejahilan kaumnya.

Sebagai istri, Khadijah tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu penyebaran islam. Sejarah kemudian mencatatnya sebagai penyokong dana dakwah terbesar sepanjang zaman.

Khadijah senantiasa menentramkan dan menghibur Rasulullah SAW disaat kaumnya mendustakan risalah yang dibawa Rasulullah SAW. Ia juga selalu meringankan beban berat di pundak Rasulullah SAW, dengan segala apa yang dimilikinya, termasuk hartanya. Mari perhatikan pujian Rasulullah SAW terhadap Khadijah :
“Dia (Khadijah) beriman kepadaku disaat orang-orang mengingkari. Ia membenarkanku disaat orang mendustakan. Dan ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tiada mau”. (HR. Ahmad, Al-Isti’ab karya Ibnu Abdil Ba’ar)

Kebijakan, kesetiaan dan berbagai kebaikan Khadijah tidak pernah lepas dari ingatan Nabi SAW. Bahkan sampai Khadijah meninggal. Ia benar-benar telah menjadi seorang istri yang mendapat tempat tersendiri di dalam hati Rasulullah SAW. Betapa kasih beliau kepada Khadijah, dapat kita simak dari ucapan ‘Aisyah. “Belum pernah aku cemburu terhadap istri-istri Nabi SAW sebagaimana cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Nabi SAW selalu menyebut-nyebut namanya, bahkan adakalanya menyembelih kambing dan dibagikannya kepada kawan-kawan Khadijah. Bahkan pernah saya tegur, seakan-akan di dunia tidak ada wanita selain Khadijah, lalu Nabi menyebut beberapa kebaikan Khadijah, dia dahulu begini dan begitu, selain itu, aku mendapat anak daripadanya.”

Khadijah wafat tiga tahun sebelum hijrah dalam usia 65 tahun. Hartanya melimpah ruah menjadikannya sebagai wanita yang terpuji. Dipuji oleh Rasulullah SAW, dan dijanjikan syurga oleh Allah SWT. Simaklah sabda Rasulullah :
"Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (HR Muslim dari Ali bin Abu Thalib radiyallahu 'anhu).

Allah SWT pernah menyampaikan peghormatan (salam) kepadanya dan menjanjikan untuknya sebuah rumah di Syurga. Sebagaimana telah disebut dalam hadits dari Abu Hurairah : “Jibril datang kepada Nabi SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan.” (HR Muslim dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar