Sabtu, 27 Juli 2013

Berpikir Negatif

YANG MEMBUAT HIDUP KITA TIDAK BAHAGIA
 
Anas bin Malik menceritakan perjalanannya saat ia bersama Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab badui dari arah belakang. Dengan serta merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah SAW.
 
Anas berkata, “Aku memandang leher Rasulullah SAW dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah disana karena kerasnya tarikan.” Orang Badui itu kemudian berkata, “Wahai Muhammad, beri aku sebagian dari kekayaan Allah SWT yang ada ditanganmu.”
 
Rasulullah SAW kemudian menoleh kepadanya, dan tersenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang.
 
Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang dengan keburukan lagi. Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu bersikap seperti ini? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.
 
Seringkali, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah justru diri kita sendiri. Gagal dalam menyikapi suatu kejadian menjadi awal dari bertambahnya penderitaan. Saat orang yang sedang sariawan lalu makan keipik pedas, sehingga ia malah marah-marah, uring-uringan dan menangis. Bukan keripiknya yang membuat ia menderita, tapi karena lidahnya yang berpenyakit.
 
Itulah sebabnnya, yang membuat hidup kita tidak nyaman bukan karena perilaku orang lain terhadap kita. Tapi disebabkan kegemaran kita menyimpan pikiran negatif kepada orang lain. Tersimpannya memori buruk ini dalam otak kita, seperti cemoohan, penghinaan, pelecehan, ketersinggungan, kegagalan dan lain sebagainya, justru menghilangkan kebahagiaan yang sesungguhnya telah nyata didepan mata kita. #