Rabu, 30 Oktober 2013

Pesan Direktur Munashoroh Indonesia

 10 HAL YANG JANGAN DITINGGALKAN
  1. Jangan meninggalkan tilawah Al-qur’an karena tak tahu artinya. Ketidaktahuan akan arti dalam membaca Al-Qur’an masih lebih baik daripada ketidakmauan membaca Al-Qur’an.
  2. Jangan meninggalkan Majelis Talim karena merasa bosan dan jenuh. Kejenuhan dalam Majelis Talim mendapat pahala kebaikan lebih besar daripada kemeriahan menonton Televisi.
  3. Jangan meninggalkan dakwah karena merasa belum pantas. Sesungguhnya dakwah itu bukan hanya mengajak dan memperbaiki orang lain, tapi juga mengingatkan diri kita sendiri.
  4. Jangan meninggalkan amal sholeh karena takut tidak ikhlas. Beramal sholeh sambil meluruskan niat lebih baik daripada tidak beramal sama sekali.
  5. Jangan meninggalkan zikir karena ketidakhadiran hati. Galau saat berzikir lebih baik daripada berkhayal yang melenakan.
  6. Jangan meninggalkan perkumpulan orang-orang shaleh karena kecewa. Sabar bersama orang-orang yang shaleh lebih baik daripada keceriaanmu bersama orang-orang yang banyak berbuat dosa.
  7. Jangan meninggalkan amanah karena berat. Beratnya amanah yang kau emban sebanding dengan beratnya timbangan amal sholeh yang akan kau dapatkan nanti.
  8. Jangan meninggalkan peperangan karena terluka. Kematian di medan perang lebih baik daripada hidup dalam kelalaian.
  9. Jangan meninggalkan cinta karena cemburu. Hidup tanpa cinta hanya akan melahirkan kegersangan jiwa.
  10. Jangan meninggalkan persaudaraan karena merasa tak nyaman. Ketidaknyamanan dalam bersaudara masih lebih baik daripada merasa gagah dalam kesendirian. 
Adhi Azfar
Direktur Munashoroh Indonesia

Kamis, 15 Agustus 2013

Seruan Prof. Dr. Yusuf Qardhawi

Seruan Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional Prof. Dr. Yusuf Al-Qardhawi menyikapi pembantaian umat Islam Mesir oleh junta militer pro Israel. 
1.Menjadikan hari JUMAT tanggal 16/8/2013 sebagai hari kemurkaan umat Islam dunia kepada militer Mesir pimpinan As-sisi. 
2.Seluruh umat Islam di setiap negara Muslim agar turun kejalan beserta anak dan keluarga mereka melakukan aksi damai. 
3.Turun kejalan aksi unjuk rasa ini hukumnya adalah FARDHU'AIN bagi setiap muslim yang tidak memiliki uzur syar'i.

Sabtu, 27 Juli 2013

Berpikir Negatif

YANG MEMBUAT HIDUP KITA TIDAK BAHAGIA
 
Anas bin Malik menceritakan perjalanannya saat ia bersama Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab badui dari arah belakang. Dengan serta merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah SAW.
 
Anas berkata, “Aku memandang leher Rasulullah SAW dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah disana karena kerasnya tarikan.” Orang Badui itu kemudian berkata, “Wahai Muhammad, beri aku sebagian dari kekayaan Allah SWT yang ada ditanganmu.”
 
Rasulullah SAW kemudian menoleh kepadanya, dan tersenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang.
 
Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang dengan keburukan lagi. Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu bersikap seperti ini? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.
 
Seringkali, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah justru diri kita sendiri. Gagal dalam menyikapi suatu kejadian menjadi awal dari bertambahnya penderitaan. Saat orang yang sedang sariawan lalu makan keipik pedas, sehingga ia malah marah-marah, uring-uringan dan menangis. Bukan keripiknya yang membuat ia menderita, tapi karena lidahnya yang berpenyakit.
 
Itulah sebabnnya, yang membuat hidup kita tidak nyaman bukan karena perilaku orang lain terhadap kita. Tapi disebabkan kegemaran kita menyimpan pikiran negatif kepada orang lain. Tersimpannya memori buruk ini dalam otak kita, seperti cemoohan, penghinaan, pelecehan, ketersinggungan, kegagalan dan lain sebagainya, justru menghilangkan kebahagiaan yang sesungguhnya telah nyata didepan mata kita. #

Kamis, 07 Maret 2013

Siti Khadijah Al-Kubro, Tak pernah Rasulullah SAW berhenti mengenangnya

Siti Khadijah adalah seorang pengusaha yang kaya raya. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, beliau adalah pegadang sukses. Dalam sejarah perjuangan Rasulullah SAW, disebutkan bahwa kekayaan Siti Khadijah banyak dikorbankan untuk mendukung perjuangan Islam. Rasulullah SAW pun menyebut Khadijah adalah salah satu penghuni syurga. 

Ketika Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW, dia berkata: "Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah yang telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." (HR. Bukhari).

Begitu luar biasanya perjuangan Khadijah lewat hartanya. Tidak pernah Nabi SAW berhenti mengenangnya, meski Khadijah telah lama wafat. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda: "Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Selasa, 12 Februari 2013

(Kemiskinan Terus Mendera) Digusur, PKL di Stasiun Lenteng Agung menangis

Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Stasiun Lenteng Agung tidak bisa melawan saat puluhan pegawai PT Kereta Api menggusur lapak mereka. Dengan dibantu polisi dan TNI, para pegawai itu menggusur tempat mata pencaharian mereka.

"Temen-teman juga dipukul sampai jatuh dari peron stasiun, adanya Brimob sama TNI juga sebenarnya menyalahi aturan, kita akan ke Komnas HAM menindak PT KAI, ini di luar batas pelanggar HAM yang terjadi," kata Faldo Maldini dari BEM UI yang ikut membantu para PKL kepada merdeka.com dengan mata berkaca-kaca, Jakarta, Minggu (30/12).

Para pedagang pun bertumbangan, pingsan dan beberapa di antaranya saling berbagi pelukan dengan mahasiswa UI. Salah satunya, pemimpin paguyuban pedagang di Stasiun Lenteng Agung.

"Kita didampingi Komnas Ham, LBH, mahasiswa UI menegur PT KAI. Saya konsisten berdagang di sini, barang saya dihancurkan. Kita ini bukan pedagang ilegal," kata Jali, pedagang kelontong di Lenteng Agung.

Menurut cerita Jali, dirinya dan 120 pedagang di Lenteng Agung selalu membayar sewa kios yang harganya jutaan kepada PT KAI. Bahkan terlampir juga surat bukti pembayaran dan sewa kepada PT KAI.

"Kami mengikuti arahan PT KAI, kami membayar sewa bahkan membeli kios. Untuk penggusuran ini kami sebenarnya melakukan upaya persuasif melalui surat dan dialog tapi tak sedikitpun digubris," lanjut Jai sedih.

Hampir seluruh pedagang dari jalur Stasiun Bogor-Jakarta dibersihkan. PT KAI berdalih upaya ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi stasiun sebenarnya. Namun PT KAI tidak memberikan tempat baru.

(sumber : www.merdeka.com)