Rabu, 01 Desember 2010

Bagaimana Cara Menikmati Sedekah


Sebuah pekerjaan akan kita nikmati bila pekerjaan itu kita cintai. Bila kita tidak mencintai pekerjaan itu, mustahil kita akan menikmatinya. Untuk bisa mencintai sebuah pekerjaan, maka satu hal yang pasti harus kita ketahui, bahwa kita harus tahu apa manfaat dari pekerjaan itu.
           
            Demikian juga dengan sedekah. Kita akan melakukan sedekah sebagai pekerjaan & ibadah yang kita nikmati, bila kita tahu manfaatnya. Sama seperti para ahli ibadah yang begitu menikmati shalat tahajud, menikmati puasa, karena mereka tahu apa manfaat dari apa yang mereka lakukan.

            Tidak perlu ikut kursus atau membuka kitab-kitab lama tentang sedekah, kita pun bisa menikmati ibadah sedekah, bila kita mau melakukannya. Inilah caranya : 
1.      Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa.
            Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan merasa dirampok. Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi perasaan tidak rela tidaknya saat memberikan sumbangan. Kalau anda sedang suntuk, tunggulah sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi pikiran buruk ke alam bawah sadar. Namun juga jangan menunggu sedang lapang rezeki anda, karena orang yang beriman dia akan selalu mendermakan hartanya dalam keadaan lapang dan sempit.

2.      Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati Anda tergetar karenanya.
            Siapkanlah satu kotak kecil ditempat anda bekerja, atau dirumah anda. Isilah kotak kecil itu dengan sedekah anda, kumpulkan 100 rupiah, 500 rupiah, dan seterusnya. Lalu keluarkanlah sedekah itu bila suatu saat mungkin Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan jembatan, mungkin sumbangan bencana, mungkin pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin disumbangkan untuk modal usaha bagi seorang dhuafa. Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke anak jalanan, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan kalbu.

3.      Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi Anda
            Biasanya sedekah itu wujudnya adalah uang, namun sebenarnya pengertian sedekah itu lebih luas, yaitu benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu yang anda suka. Bahkan senyum anda dihadapan orang lain adalah sedekah. Dengan menyumbang sesuatu yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu yang berharga. Inilah wujud sempurnya sebuah kebaikan.

4.      Bersedekahlah sesuai kadar yang terasa oleh perasaan.
            Bagaimana rasanya memberi sedekah 100 rupiah? Zaman sekarang nilai ini sudah tidak lagi terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, mungkin sedekah 50 ribu akan terasa. Bagi yang berpenghasilan 20 juta, mungkin 1 juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai Zakat 2,5% persen sebenarnya tidak terlalu besar, tapi karena sejumlah perasaan yang selalu mengatakan : Ingin ini.. ingin itu, maka kita akan merasakan “beratnya” melepas keinginan hati, sehingga tidak berani merengkuh kenikmatan sedekah.
5.      Bersedekahlah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang anda beri.
            Karena sedekah anda, pasti Allah SWT yang akan membalas, boleh jadi tidak lewat jalan orang yang anda beri. Cerita dari para pelaku sedekah justru menunjukkan bahwa balasan terkadang datang dari arah yang lain.
            Yakinlah bahwa semakin anda rela memberi (bersedekah), maka akan semakin banyak apa yang anda sumbangan itu kembali kepada diri anda. “To give in order to get” adalah suatu hukum universal dan Eksakta.

6.      Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan atas sedekah itu.
            Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa kalau bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak layak mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Allah SWT dengan kesehatan, keselamatan, persahabatan, rasa tenang, dll, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan. (Azf, 011210)