Selasa, 04 Januari 2011

Tantangan 2011 : Selalu Siap menghadapi Kenyataan

Kebiasaan itu seperti candu. Bisa membuat terlena... Lupa akan misi yang kita bawa, lupa akan tujuan yang ingin kita capai. Kebiasaan itu menyenangkan, sehingga begitu menyenangkannya, kita berusaha mempertahankannya, mirip seperti orang kecanduan. Tidak berani mengambil situasi baru, takut mengambil keputusan yang beresiko, takut menghadapi tantangan baru.

Ketika awal bekerja, kita masuk dengan penuh ketakjuban dan antusiasme mempelajari segala sesuatu. Kita mendapatkan pelajaran-pelajaran penting pada tahun-tahun pertama. Entah tahun pertama sebagai karyawan, sebagai manajer, sebagai direktur, maupun sebagai pebisnis.

Setelah tahun-tahun pertama lewat, sebagian besar dari kita menggunakan pelajaran itu untuk menempuh perjalanan selanjutnya. Kita merasa sudah mahir menyelesaikan berbagai tantangan. Tetapi apa jadinya? Kenyataannya, tantangan baru terus bermunculan. Konstelasi mengalami perubahan. Orang lama hilang, orang baru muncul. Kemudian, kita akan merasa tidak berdaya, dipermainkan oleh situasi yang tak kita pahami. Merasa terjerembab dalam kubangan yang melemahkan potensi.

Sahabatku... Dari waktu ke waktu, kehidupan itu mengalir seperti sebuah sungai. Kita tidak pernah bisa melintasi sungai yang sama dua kali. Walau tampak sama, tetapi isi dan bentuk sungai itu terus berubah. Kalau anda perhatikan selama beberapa bulan, anda bisa melihat bagaimana perubahan lekukan tubuh sungai. Belum lagi isinya yang berubah-ubah terus.

Dunia masa lalu berbeda dengan masa kini, beda pula dengan masa depan.
Apa yang berhasil di masa lalu, belum tentu berhasil hari ini.
Apa yang mustahil di hari ini, bisa jadi kepastian esok hari.

Kita terus melintasi sungai yang senantiasa berubah setiap saat. Dengan melangkah ke dalam sungai, kita telah mengubah sungai itu sekaligus mengubah diri kita.

Sungai yang kita lintasi sepertinya sungai yang sama, tetapi sebenarnya sungai itu berbeda. Persoalan yang kita hadapi mungkin mirip dengan masa lalu, tetapi sesungguhnya persoalan itu tidak persis sama.

Bangsa yang barokah bukan bangsa yang tanpa persoalan. Tapi bangsa yang barokah adalah bangsa yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ia hadapi. Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Siapkah kita menghadapi persoalan yang baru nanti?” (Azf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar