NERACA KEUANGAN YAYASAN MUNASHOROH | |||||
Periode Januari – Desember 2010 | |||||
NO | Penerimaan | TOTAL | PRESENTASE | ||
(Rupiah) | (%) | ||||
1 | Saldo Per 31 Desember 2009 | 57,531,403 | 20.4% | ||
2 | Zakat Maal / Profesi | 23,556,300 | 8.3% | ||
3 | Zakat Fitrah | 2,752,250 | 1.0% | ||
4 | Infaq (Khusus Yatim) | 48,110,000 | 17.0% | ||
5 | Infaq – Shodaqoh | 47,902,950 | 17.0% | ||
6 | Fidyah | 1,015,000 | 0.4% | ||
7 | Dana Qurban | 27,100,000 | 9.6% | ||
8 | Dana Hibah | 69,300,000 | 24.5% | ||
9 | Pengembalian Pinjaman Dana Usaha | 5,150,000 | 1.8% | ||
10 | Bagi Hasil Bank | 126,196 | 0.0% | ||
Total Penerimaan | 282,544,099 | 100.0% | |||
NO | Pengeluaran | TOTAL | TOTAL | ||
(Rupiah) | (Rupiah) | ||||
1 | Kelompok Fakir | 11.8% | |||
Warung Sembako Dhuafa | 12,130,000 | ||||
Pengobatan Gratis Warga Dhuafa Desa | 1,245,000 | ||||
Bantuan Pelunasan Hutang Dhuafa & Yatim | 1,840,000 | ||||
Santunan Kematian | 100,000 | ||||
Penyaluran Zakat Fitrah & Fidyah Langsung | 5,422,750 | ||||
2 | Kelompok Miskin | 64.3% | |||
Qurban di Desa Tertinggal | 30,754,000 | ||||
Aqiqah di Desa Tertinggal | 10,155,000 | ||||
Pinjaman Dana Usaha Dhuafa | 16,185,000 | ||||
Santunan Anak Yatim Dhuafa | 33,661,500 | ||||
Bantuan Sekolah Anak Asuh Binaan Yatim | 10,531,000 | ||||
Pelatihan Life Skills Dhuafa | 450,000 | ||||
Hadiah Anak Yatim Dhuafa Berprestasi | 2,380,000 | ||||
Bantuan Dana Pengobatan Penyakit | 8,230,000 | ||||
Lomba Kreatifitas Anak-anak Dhuafa | 200,000 | ||||
3 | Kelompok Fii Sabilillah | 14.3% | |||
Buletin Dakwah Munashoroh | 5,291,000 | ||||
Majelis Ta'lim, Pelatihan Kepemudaan, dll | 19,671,000 | ||||
4 | Kelompok Amil Zakat | 9.6% | |||
Operasional (Transport, Pulsa, Fotocopi, dll) | 5,088,500 | ||||
Kafalah Amil Zakat | 3,644,000 | ||||
Biaya Rapat Kerja | 5,150,800 | ||||
Pajak dan Administrasi Bank | 123,457 | ||||
Biaya Promosi (Cetak Kalender, dll) | 2,843,000 | ||||
Total Pengeluaran | 175,096,007 | 100.0% | |||
Saldo 31 Desember 2010 | 107,448,092 | ||||
Referensi : Dalam Al-Qur'an disebutkan tentang Pendistribusian dana Zakat/Infaq, ”Sesungguhnya Zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, untuk memerdekakan budak, membebaskan orang yang berhutang, fii sabilillah, dan musafir...” -ada 8 kelompok- (QS.At-taubah : 60). Hikmahnya, Setiap Kelompok Penerima Zakat (termasuk Amil Zakat) dapat memperoleh Zakat yang besarnya 1/8 bagian (12,5%). Alhamdulillah, Kesesuaian terhadap proporsi pembagian dana zakat/infaq tsb tetap terpelihara. Bahkan presentase pendistribusian dana untuk Kelompok Amil masih dibawah 12,5% (Yaitu 9,6% - Silahkan Lihat Neraca) | |||||
Rabu, 12 Januari 2011
KEUANGAN YAYASAN 2010
Selasa, 04 Januari 2011
Tantangan 2011 : Selalu Siap menghadapi Kenyataan
Kebiasaan itu seperti candu. Bisa membuat terlena... Lupa akan misi yang kita bawa, lupa akan tujuan yang ingin kita capai. Kebiasaan itu menyenangkan, sehingga begitu menyenangkannya, kita berusaha mempertahankannya, mirip seperti orang kecanduan. Tidak berani mengambil situasi baru, takut mengambil keputusan yang beresiko, takut menghadapi tantangan baru.
Ketika awal bekerja, kita masuk dengan penuh ketakjuban dan antusiasme mempelajari segala sesuatu. Kita mendapatkan pelajaran-pelajaran penting pada tahun-tahun pertama. Entah tahun pertama sebagai karyawan, sebagai manajer, sebagai direktur, maupun sebagai pebisnis.
Setelah tahun-tahun pertama lewat, sebagian besar dari kita menggunakan pelajaran itu untuk menempuh perjalanan selanjutnya. Kita merasa sudah mahir menyelesaikan berbagai tantangan. Tetapi apa jadinya? Kenyataannya, tantangan baru terus bermunculan. Konstelasi mengalami perubahan. Orang lama hilang, orang baru muncul. Kemudian, kita akan merasa tidak berdaya, dipermainkan oleh situasi yang tak kita pahami. Merasa terjerembab dalam kubangan yang melemahkan potensi.
Sahabatku... Dari waktu ke waktu, kehidupan itu mengalir seperti sebuah sungai. Kita tidak pernah bisa melintasi sungai yang sama dua kali. Walau tampak sama, tetapi isi dan bentuk sungai itu terus berubah. Kalau anda perhatikan selama beberapa bulan, anda bisa melihat bagaimana perubahan lekukan tubuh sungai. Belum lagi isinya yang berubah-ubah terus.
Kita terus melintasi sungai yang senantiasa berubah setiap saat. Dengan melangkah ke dalam sungai, kita telah mengubah sungai itu sekaligus mengubah diri kita.
Sungai yang kita lintasi sepertinya sungai yang sama, tetapi sebenarnya sungai itu berbeda. Persoalan yang kita hadapi mungkin mirip dengan masa lalu, tetapi sesungguhnya persoalan itu tidak persis sama.
Bangsa yang barokah bukan bangsa yang tanpa persoalan. Tapi bangsa yang barokah adalah bangsa yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ia hadapi. Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Siapkah kita menghadapi persoalan yang baru nanti?” (Azf)
Ketika awal bekerja, kita masuk dengan penuh ketakjuban dan antusiasme mempelajari segala sesuatu. Kita mendapatkan pelajaran-pelajaran penting pada tahun-tahun pertama. Entah tahun pertama sebagai karyawan, sebagai manajer, sebagai direktur, maupun sebagai pebisnis.
Setelah tahun-tahun pertama lewat, sebagian besar dari kita menggunakan pelajaran itu untuk menempuh perjalanan selanjutnya. Kita merasa sudah mahir menyelesaikan berbagai tantangan. Tetapi apa jadinya? Kenyataannya, tantangan baru terus bermunculan. Konstelasi mengalami perubahan. Orang lama hilang, orang baru muncul. Kemudian, kita akan merasa tidak berdaya, dipermainkan oleh situasi yang tak kita pahami. Merasa terjerembab dalam kubangan yang melemahkan potensi.
Sahabatku... Dari waktu ke waktu, kehidupan itu mengalir seperti sebuah sungai. Kita tidak pernah bisa melintasi sungai yang sama dua kali. Walau tampak sama, tetapi isi dan bentuk sungai itu terus berubah. Kalau anda perhatikan selama beberapa bulan, anda bisa melihat bagaimana perubahan lekukan tubuh sungai. Belum lagi isinya yang berubah-ubah terus.
Dunia masa lalu berbeda dengan masa kini, beda pula dengan masa depan.
Apa yang berhasil di masa lalu, belum tentu berhasil hari ini.
Apa yang mustahil di hari ini, bisa jadi kepastian esok hari.
Apa yang berhasil di masa lalu, belum tentu berhasil hari ini.
Apa yang mustahil di hari ini, bisa jadi kepastian esok hari.
Kita terus melintasi sungai yang senantiasa berubah setiap saat. Dengan melangkah ke dalam sungai, kita telah mengubah sungai itu sekaligus mengubah diri kita.
Sungai yang kita lintasi sepertinya sungai yang sama, tetapi sebenarnya sungai itu berbeda. Persoalan yang kita hadapi mungkin mirip dengan masa lalu, tetapi sesungguhnya persoalan itu tidak persis sama.
Bangsa yang barokah bukan bangsa yang tanpa persoalan. Tapi bangsa yang barokah adalah bangsa yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ia hadapi. Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Siapkah kita menghadapi persoalan yang baru nanti?” (Azf)
Langganan:
Postingan (Atom)